ULET IS THE BEST
Seorang Kepala suku pusing tujuh keliling memikirkan solusi
untuk megatasi penderitaan rakyatnya. Musim kemarau kali ini begitu
berkepanjangan sampai-sampai mereka kekurangan air. Setelah beberapah hari,
sang kepala suku akhirnya meminta bantuan, tidak tanggung-tanggung, dia
mendatangkan tiga orang dukun sekaigus.
Ketiga dukun itu langsung berembung. Mereka sepakat untuk
beraksi secara bergantian. Dukunpertama segera mengambil posisi. Dia duduk
bersila. Mulutnya berkomat – kamit mengucapkan mantra dan sekali dia mengangkat
tangannya sambil berteriak,” Datanglah
Hujan!” begitu terus sampai hari menjelang sore. Tapi, hujan tidak turun –
turun juga. Dukun itu berbalik dengan lemas dan berkata, “sudaah aku menyerah. Ini berat banget. Sekarang giliranmu.”
Dukun kedua pun maju kedepan. Dia membakar kemenyan dan
berdiam sebentar, Lalu dengan tetap duduk dia mulai mengerakan badannya. Kepalnya
geleng-geleng ke kiri dan kekanan. Tangannya menari-nari naik turun mengikuti
asap kemenyan yang mengepul keudara. “Hoooo,
wahai dewa hujan, kucurkan kucurkan…” Orang-orang berkumpul dibelakangnya,
menonton aksi itu dengan sabar. Tapi, malam hampir larut dan tidak ada air hujan yang menetes turun dar
langit. Gerakan sidukun melemah dan akhirnya semaikin melemah. Dan akhirnya
berhenti. “ahh.. ini bena-benar sulit dan
berat. Aku nggak sangup lagi,” katanya sambil merebahkan badannya ketanah.
Sekarang giliran dukun ketiga, yang kelihatannya paling muda
diantara para dukun itu. Dia berdiri dan melangkah kedepan. Dia berputar putar
sambil berjoget. Langkah dan gerakan terlincah. Sesekali ia bertepuk tangan. Waktu
terus berjalan. Bukannya bertambah lelah, dia malah seperti semakin
meningkatkan tariannya. Keringatnya semakin mengucur, tetapi dia tidak perduli.
Tiga jam berlalu. Beberapa penonton yang sempat tertidur tiba tiba terbagun. Mereka
merasa ada air yang menetesi wajah mereka. “ Hei,,, Hujan,,,Hujan” teriak mereka sambil lompat kegirangan.
Semua orang langsung
menghampiri dukun muda itu dan langsung mengelu-elukannya ditengah guyuran
hujan yang semakin deras. Begitu juga dengan kedua dukun yang lainnya. Mereka mengucapkan
selamat dan bertanya. “hei, anak muda,
kamu sakti sekali. Selamat ya. Itu tadi tarian hujan yang sudahlama punah ,
kan? Ngomog-ngomong kamu tadi pakai jampi-jampi apa?”
“hehehe…. Simple kok,
mbah. Saya ngak pakai jampi jampi. Saya Cuma terus menari sampai hujan turun…….”
Gubrakkkk. Kedua dukun itu terkaget -kaget dan Cuma bias melongo
mendengarkan jawaban yunior mereka.
Ya keuletan adalah kunci sukses dukun muda itu. Dia nggak Cuma
bertindak, tetapi terus melakukan kerjaannya. Baginya seperti dikatakan oleh
Arthur Ashe, success is a journey, not a destination.
Oleh karena itu, nggak aneh kalau dia seakan-akan tidak kenal lelah dan menikmati prosesnya. Dan berkat
keterlibatan hatinya ini, dia juga tidak memikirkan hasilnya, sebab dia percaya,
hasil yang luarbiasa hanyalah ‘efek samping” dari tindakan yang ulet dan sudah
pasti membuntuti.
Keuletan jelas tidak bias ditawar-tawar lagi. Hukumannya mutlak.
Apalagi, kesuksesan – meskipun simple – bukan pelajaran yang serba gampang. Ada
saja rintangan, halanggan, dan tantangan
yang bakal kamu hadapi. Mulai dari hal sepele sampai yang caliber berat.
Nah bertindak ulet, itu berarti kamu sengaja menjadikan kesuksesan sebagai
peroyek harianmu, dan karenanya momentum dirimu bias tetap terjaga….
Sumber: Buku Be Your Own BOSS NOW Heryanto Tandra
No comments